Profil Desa Prembun

Ketahui informasi secara rinci Desa Prembun mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Prembun

Tentang Kami

Profil Desa Prembun, Kecamatan Tambak, Banyumas. Ulasan mendalam mengenai potensi pertanian dan peternakan ayam, serta tantangan serius sebagai wilayah langganan banjir akibat luapan Sungai Sapi. Temukan data, kondisi sosial, dan ekonomi desa ini.

  • Ancaman Banjir Sungai Sapi

    Berada di dataran rendah dan dialiri langsung oleh Sungai Sapi, Desa Prembun menghadapi risiko banjir tahunan yang merendam pemukiman dan merusak lahan pertanian.

  • Sentra Pertanian dan Peternakan

    Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian padi serta potensi besar di bidang peternakan, khususnya ayam potong dan petelur, yang menjadi sumber pendapatan penting.

  • Kebutuhan Mendesak Mitigasi Bencana

    Pembangunan infrastruktur pengendali banjir seperti normalisasi sungai dan penguatan tanggul menjadi kebutuhan paling mendesak untuk melindungi aset ekonomi dan sosial masyarakat.

XM Broker

Desa Prembun, salah satu pilar agraris di Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, menyajikan sebuah gambaran klasik tentang kehidupan di dataran rendah yang subur namun rentan. Wilayahnya yang dialiri oleh Sungai Sapi menjadi sumber kehidupan sekaligus sumber kecemasan. Di satu sisi, aliran sungai menyuburkan hektaran sawah yang menjadi sandaran hidup warganya. Di sisi lain, luapannya menjadi ancaman bencana tahunan yang tak terhindarkan.

Profil ini akan mengupas secara objektif dan mendalam mengenai Desa Prembun, mulai dari kondisi geografisnya yang khas, pilar-pilar ekonominya yang bertumpu pada pertanian dan peternakan, hingga tantangan pembangunan yang berpusat pada upaya mitigasi banjir. Desa Prembun adalah sebuah studi kasus tentang bagaimana sebuah komunitas beradaptasi dan terus berjuang untuk tumbuh di tengah dinamika alam yang menantang.

Geografi Dataran Rendah dan Kerentanan Hidrologi

Berdasarkan data dari publikasi "Kecamatan Tambak dalam Angka" oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas, Desa Prembun memiliki luas wilayah sekitar 1,73 kilometer persegi. Seluruh arealnya merupakan dataran rendah yang didominasi oleh lahan sawah irigasi. Topografi datar ini, meskipun ideal untuk pertanian padi, secara inheren memiliki kerentanan tinggi terhadap genangan air.

Faktor risiko utama di Desa Prembun ialah keberadaan Sungai Sapi yang membelah wilayahnya. Sungai ini merupakan salah satu anak sungai utama di sistem hidrologi Banyumas timur. Saat curah hujan di wilayah hulu meningkat, debit air Sungai Sapi melonjak drastis. Akibat sedimentasi dan penyempitan alur sungai di beberapa titik, daya tampungnya seringkali tidak memadai, menyebabkan air meluap dan menggenangi wilayah sekitarnya.

Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas dan berbagai liputan media lokal secara konsisten memasukkan Desa Prembun ke dalam daftar wilayah terdampak banjir di Kecamatan Tambak. Kejadian banjir pada Maret 2022 dan Desember 2024 menjadi contoh nyata bagaimana luapan Sungai Sapi dapat merendam puluhan hingga ratusan rumah warga serta merusak areal persawahan. Banjir tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi, tetapi juga mengganggu aktivitas sosial dan pendidikan warga.

Pilar Ekonomi: Pertanian Padi dan Potensi Peternakan

Perekonomian Desa Prembun berputar pada dua sektor utama: pertanian dan peternakan. Pertanian padi menjadi fondasi utama yang telah dijalani secara turun-temurun. Berkat ketersediaan air dari sistem irigasi yang bersumber dari Sungai Sapi, petani dapat menanam padi sepanjang tahun. Produktivitas padi dari Prembun turut menyumbang pada ketahanan pangan di tingkat kecamatan.

Meskipun demikian, para petani selalu dihadapkan pada risiko gagal panen. Banjir yang datang menjelang masa panen menjadi momok yang dapat menghilangkan seluruh hasil kerja keras mereka dalam sekejap. Selain itu, fluktuasi harga gabah dan serangan hama juga menjadi tantangan klasik yang terus dihadapi.

Di samping pertanian, sektor peternakan menunjukkan potensi yang sangat signifikan sebagai penggerak ekonomi alternatif. Banyak warga Desa Prembun yang menekuni usaha peternakan ayam, baik ayam potong (broiler) maupun ayam petelur. Skala usaha ini bervariasi, dari skala kecil di pekarangan rumah hingga kandang komersial berkapasitas ribuan ekor. Usaha ini terbukti mampu memberikan pendapatan rutin dan membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.

"Peternakan ayam menjadi andalan banyak keluarga di sini, selain dari sawah. Permintaannya selalu ada, baik telur maupun daging," ungkap seorang peternak lokal. Namun sama seperti pertanian, sektor ini juga tidak luput dari ancaman banjir. Evakuasi ribuan ekor ayam saat air mulai naik menjadi pekerjaan yang sangat berat dan berisiko tinggi.

Kehidupan Sosial dan Tata Kelola Desa

Menurut data kependudukan terakhir, Desa Prembun dihuni oleh ribuan jiwa yang mayoritas berprofesi sebagai petani, buruh tani dan peternak. Kehidupan sosial masyarakatnya berjalan harmonis dengan semangat kebersamaan dan gotong royong yang masih sangat kental. Modal sosial ini menjadi kekuatan utama warga, terutama saat menghadapi musibah banjir. Warga secara swadaya saling membantu, mulai dari proses evakuasi hingga pemulihan pascabencana.

Pemerintahan Desa Prembun, yang dipimpin oleh seorang kepala desa, menjadi pusat administrasi dan motor penggerak pembangunan. Bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD), pemerintah desa secara rutin menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) untuk menampung aspirasi warga. Dalam beberapa tahun terakhir, usulan yang paling konsisten muncul adalah penanganan masalah banjir Sungai Sapi.

Dari sisi infrastruktur, desa ini telah memiliki fasilitas dasar seperti jalan desa, jembatan, dan akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan. Namun, kondisi beberapa infrastruktur, terutama yang berkaitan dengan pengendalian air seperti tanggul dan saluran drainase, memerlukan perhatian dan perbaikan berkelanjutan agar dapat berfungsi optimal saat dibutuhkan.

Tantangan Pembangunan dan Visi ke Depan

Tantangan paling fundamental yang dihadapi Desa Prembun adalah bagaimana membebaskan diri dari siklus bencana banjir tahunan. Tanpa solusi yang konkret dan permanen terhadap masalah ini, potensi ekonomi desa akan sulit untuk berkembang secara maksimal. Oleh karena itu, arah pembangunan ke depan harus menempatkan mitigasi bencana sebagai prioritas tertinggi.

Program normalisasi Sungai Sapi—meliputi pengerukan sedimen, pelebaran alur, dan penguatan tebing sungai—menjadi sebuah keharusan. Proyek besar ini memerlukan intervensi dan kolaborasi dari pemerintah tingkat kabupaten, provinsi, hingga Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Pembangunan tanggul yang kokoh di sepanjang sisi sungai yang berdekatan dengan pemukiman dan lahan pertanian juga menjadi solusi struktural yang mendesak.

Sembari menunggu realisasi proyek infrastruktur besar tersebut, penguatan kapasitas masyarakat melalui program Desa Tangguh Bencana (Destana) harus terus dilakukan. Peningkatan kesadaran, pembuatan jalur evakuasi, dan simulasi bencana secara berkala dapat mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian harta benda.

Di sektor ekonomi, diversifikasi usaha perlu terus didorong. Selain penguatan sektor peternakan ayam, perlu dijajaki potensi pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lainnya yang lebih tahan terhadap risiko banjir, misalnya di bidang jasa atau perdagangan. Peningkatan nilai tambah hasil pertanian melalui pengolahan pascapanen juga dapat menjadi strategi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Desa Prembun memiliki semua modal dasar untuk menjadi desa yang maju: tanah yang subur, sumber daya manusia yang ulet, dan potensi ekonomi yang jelas. Kunci untuk membuka potensi tersebut terletak pada kemampuan untuk mengendalikan ancaman terbesar mereka: luapan Sungai Sapi. Dengan komitmen bersama dari semua pihak, Desa Prembun dapat bertransformasi dari desa langganan banjir menjadi desa agraris yang tangguh, sejahtera, dan berdaya saing.